Saturday, 7 October 2017

KASIH SAYANG DAN KEMANUSIAAN

 

By zeynabansari

-  Fri Oct 06, 2017 11:27 am#65414

Tanggal :19 Agustus 2017
Di :Paltalk

Imam Ahmed al-Hassan (as), pemimpin Panji-panji Hitam dari Timur (Black Banners of the East) berkata:

Sebuah pertanyaan bagi kalian, jika ada seorang atheis, orang yang tidak mempercayai Allah, datang kepadamu meminta air untuk minum untuk dirinya dan anaknya dan pada saat yang sama datang seorang Muslim, orang yang percaya kepada Allah, minta air minum kepadamu bagi dirinya, sementara kamu hanya mempunyai segelas air, kepada siapakah akan kamu berikan segelas air itu?

Bagi yang mempunyai jawabannya silakan berbicara di mic dan berikanlah juga alasan atas jawabanmu.

(Salah seorang menjawab: "Kepada si atheis, karena mungkin saja tindakan itu akan menjadi alasan baginya untuk percaya kepada Allah."

Yang lain menjawab: "Diberikan kepada yang atheis, supaya kami dapat membuatnya mengetahui tentang Allah dan sifat-sifat Allah."

Seorang yang lain lagi menjawab: "Aku akan memberikan sebagian air itu kepada si anak kecil dan sisanya kepada ayahnya.")

Imam Ahmed al-Hassan (as) berkata: 

Ahsant Ahsant (bagus, bagus). Kasih sayang.... terlepas dari agama, Islam, dan keyakinan .... kasih sayanglah yang pertama.
Apakah selanjutnya ia akan mempercayai Allah atau tidak, itu bukanlah hal yang penting.

Kasih sayang,

Rasa kemanusiaan,

Ya Allah,

Kasih sayang, kemanusiaan, terlepas dari agama.
Janganlah pernah terlintas dalam pikiranmu bahwa ia lantas akan percaya kepada Allah atau apakah ia akan terpengaruh oleh tindakanmu kepadanya. Yang pertama yang harus ada dalam pikiranmu adalah kasih sayang.”


CATATAN PINGGIR

Di antara sekian banyak contoh-contoh kisah tentang kasih sayang, yang berikut ini adalah sebagian kecilnya....

Perilaku Imam Ali bin Abu Talib (as) terhadap musuh-musuhnya

1. Perang Uhud
Talha bin Abu Talha bukan hanya musuh bagi Islam yang dibenci, tetapi juga musuh bagi Nabi Muhammad (sawas) dan bagi Imam Ali bin Abi Talib (as). Ia mengerahkan pasukannya dan misi mereka adalah mencelakakan Nabi (sawas) dan Imam Ali (as). Di dalam Perang Uhud ia adalah si pembawa bendera bagi tentara Quraisy. Imam ali bin Abi Talib (as) menghadapinya dan terjadilah pertempuran fisik yang menyebabkan Talha terluka parah sehingga ia terhuyung-huyung dan terjatuh. 

Imam Ali bi Abi Talib (as) meninggalkannya dalam keadaannya seperti itu dan berjalan melewatinya. Banyak tentara-tentara Muslim yang berlari menuju Imam Ali bin Abi Talib (as) dan menyarankan untuk menghabisi nyawa Talha bin abu Talha sambil berkata bahwa ia adalah musuh terburuk Imam Ali (as), namun Imam Ali bin Abi Talib (as) menjawab:

“Musuh atau bukan, ia tak dapat membela dirinya sendiri sekarang, dan aku tidak dapat menyerang seseorang yang tidak berada di dalam posisi yang memungkinnya untuk membela dirinya. Apabila dia tetap hidup, ia akan dibiarkan hidup sampai ajal menjemputnya.”

2. Minuman Dingin untuk Para Musuh pada Perang Jamal (Jange Jamal)

Di dalam perang Jamal (Jange Jamal) di tengah-tengah pertempuran yang sengit Qambar, budak Imam (as), membawakan untuknya (as) sirup yang manis sambil berkata:

“Tuanku, matahari bersinar sangat terik dan engkau telah terus menerus bertempur, maka minumlah segelas minuman dingin ini dan segarkanlah dirimu.”

Imam Ali bin Abi Talib (as) melihat ke sekelilingnya dan menjawab:

“Haruskah aku menyegarkan diriku sendiri ketika ratusan orang di sekelilingku terbaring luka dan sekarat akibat kehausan dan luka-luka mereka? Daripada membawakanku sirup manis, lebih baik engkau membawa beberapa orang bersamamu dan berikanlah kepada setiap orang-orang yang terluka itu minuman yang dingin.”

Qambar berkata: “(Tetapi) tuanku, mereka semua adalah musuh-musuh kita.”

Imam Ali bin Abi Talib (as) menjawab: “ Mereka mungkin musuh kita tetapi mereka semua adalah manusia jadi layanilah mereka.”

TENTANG MUQTADA AL-SADR




By zeynabansari
-  Sat Oct 07, 2017 1:03 am


Jawaban Imam Ahmed Al-Hassan (as) Mengenai Muqtada Al-Sadr

Seseorang bertanya kepada Imam Ahmed Al-Hassan (as) pemimpin Panji-panji Hitam dari Timur (Black Banners of The East):

“Mengapa engkau berbuat buruk (menghina) kepada Muqtada Al-Sadr?”

Kemudian Imam Ahmed Al-Hassan (as) menjawab:

“Percayalah kepada Allah, kami tidak pernah berbuat buruk kepadanya atau kepada siapapun selain darinya. Kami berbuat adil bahkan kepada orang-orang yang memusuhi kami.”

Kami berbicara tentang kebenaran dan mengungkapkan kebatilan.

Apakah engkau melihat semua grup kriminal yang tersebar di Irak, siapa yang menyebabkannya? Siapa yang memberikan dasar bagi terbentuknya kriminalitas semacam ini?

Semuanya adalah karena dia.

Apakah engkau telah melupakan apa yang telah dilakukan oleh grup-grup kriminal itu terhadap orang-orang?

Apakah engkau berpikir bahwa Allah akan membiarkannya tanpa dihukum?

“Tidak mungkin Allah seperti itu. Demi Allah, hal semacam ini takkan terlewat tanpa hukuman atau siksa.”

Imam (as) juga berkata:

“Muqtada Al-Sadr adalah orang yang bebal, ia adalah budak politik.

Muqtada Al-Sadr akan berakhir secara menyedihkan.”